MELEWATI BADAI HIDUP

Selasa 28 Jun 2016

Pw S. Ireneus, Uskup dan Martir

"Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali (Mat 8:26)

Am 3:1-8; 4:11-12;
Mzm 5:5-8; Mat 8:23-27
---o---

Seorang pemuda yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di sebuah kapal pengangkut barang ke luar negeri, mengisahkan pelayaran mereka yang diterjang gelombang tinggi dalam perjalanan kembali ke Indonesia. Badai menggulung kapal yang mereka tumpangi sehingga kapal itu seperti masuk dalam sebuah te-rowongan yang sangat gelap dan mengerikan. Masih percaya pada mitos setempat yang mengatakan bahwa untuk menyelamatkan diri dari kuasa gelap yang me-nguasai lautan orang harus melepaskan semua pakaian-nya, kepala awak kapal berteriak supaya semua penumpang supaya melepas pakaiannya. Karena begitu panik-nya, hampir semua melakukannya. Akan tetapi pemuda ini tidak menghiraukannya, malahan tiarap di lantai sambil terus berdoa "Bapa Kami" dalam hatinya. Saat tersadar, badai sudah berlalu, semuanya tenang kembali.

Sebesar apa pun badai hidup yang menghantam, ja-ngan biarkan ketakutan yang pertama-tama menguasai kita. Yesus selalu ada bersama kita, kita hanya tinggal berseru kepada-Nya. Jangan sampai kepercayaan kita terhadap-Nya berkurang. Kasih Yesus jauh lebih besar dibandingkan badai yang paling dahsyat sekalipun.

Ingatlah, hidup adalah sebuah perjalanan menuju pada pelabuhan kehidupan kekal. Setiap hal baik suka dan duka yang kita alami bermakna bagi kebaikan kita.

(Sr. M. Brigitta, P.Karm)

Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
     


Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya. Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.

---