TEKUN DALAM BERDOA

Rabu 31 Agust 2016

Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan (1Kor 3:7)

1Kor 3:1-9; Mzm 33:12-15.20-21
Luk 4:38-44
---o---

Dari pernyataan Paulus ini, dapat kita bayangkan bagaimana seorang petani yang bekerja keras di ladangnya. Dengan tekun merawat dan memeli-haranya, memberi pupuk yang terbaik, menyianginya, mengairinya dengan air yang cukup, hingga pada akhirnya ia berhenti melakukan semuanya itu dan menunggu tumbuhnya tanaman. Dalam tahap ini petani tidak dapat melakukan apa-apa untuk menum-buhkannya selain menunggu.

Menunggu memanglah suatu hal yang mem-bosankan. Ketika kesabaran mulai menghilang dan seo-lah tangan kita menjadi "gatal" bila tidak melakukan se-suatu, kita justru membongkar tanah itu dan merusak benih yang sebenarnya sedang dalam proses pertum- buhan. Kita tidak membiarkan Allah bekerja menum-buhkan benih itu. Apakah dalam hidup doa kita melaku-kan demikian? Apakah ketika menghadapi kekeringan tanpa hiburan dalam hidup doa, kita tidak sabar menik-matinya dan justru berbalik arah dengan melakukan ke-senangan-kesenangan nafsu kita demi memperoleh hi-buran?

Jika kita membiarkan Allah bekerja dalam diri kita melalui kekeringan hidup doa, maka dalam sekejap kita dibawa pada pertumbuhan iman yang dahsyat dan buah yang dihasilkan akan menjadi sangat berlimpah.

(Sr. M. Renata, P.Karm)

Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
     


Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya. Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.

---