PASRAH ATAU PUTUS ASA?
Jumat 02 Sep 2016Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak (Mzm 37:5) 1 Kor 4:1-5;? Mzm 37:3-6.27-28.39-40
Luk 5:33-39 ---o---
Seringkali saat menghadapi berbagai masalah da-lam hidup, kita diajak untuk berpasrah, untuk me-nyerahkan segala sesuatunya dalam tangan Tuhan, percaya kepada-Nya, dan membiarkan Ia untuk bertin-dak. Akan tetapi, sudahkah kita benar-benar berpasrah? Bisa jadi kita mengatakan bahwa kita sudah berpasrah tetapi masih ada kemarahan—marah pada situasi yang ada, marah pada diri sendiri, marah kepada Tuhan. Atau bisa jadi kita justru sudah berputus asa, dan menyalah-artikannya sebagai berpasrah.
Sikap pasrah sungguh jauh berbeda dari putus asa. Keputusasaan adalah suatu bentuk kesombongan di ma-na seseorang mengandalkan diri sendiri dan tidak lagi mau berharap dan percaya bahwa Tuhan akan bertin-dak. Sebaliknya, apabila kita sungguh-sungguh berpa-srah, tidak ada lagi kekecewaan dan kemarahan, kita tidak lagi bertanya mengapa ini harus terjadi pada saya dan kapan semuanya ini akan berlalu; kita justru memi-liki pengharapan akan Allah. Kita percaya bahwa Allah memiliki rencana yang indah di balik segala sesuatu yang sedang kita alami. Semuanya akan menjadi indah pada waktunya—pada waktu Tuhan menghendaki. Kita mengimani bahwa Allah membiarkan badai permasa-lahan dan sakit penyakit melanda karena Ia memiliki rencana di balik semuanya itu yang akan mendatangkan kebaikan bagi kita (bdk. Rm 8:28). (Sr. M. Amadea, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.