MENELADAN KETAATAN BUNDA MARIA
Kamis 08 Sep 2016Pesta Kelahiran SP Maria Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati [...], ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam (Mat 1:19) Mi 5:1-4 atau Rm 8:28-30;
Mzm 13:6
Mat 1:1-16.18-23 (Mat 1:18-23) ---o---
Kadang-kadang tugas yang dipercayakan Tuhan kepada kita terasa berat dan tidak menyenang-kan sehingga kita suka mencari cara dan alasan untuk 'meninggalkannya dengan diam-diam.' Apakah orang yang benar-benar beriman boleh melarikan diri dari tugas yang sudah dipercayakan kepadanya? Orang yang beriman adalah orang yang taat dan selalu terbuka terhadap kehendak Tuhan. Yusuf taat kepada Tuhan dengan mengambil Maria sebagai istrinya.
Demikian pula Maria dengan taat dan penuh iman menerima tugas yang dipercayakan Allah kepadanya un-tuk mengandung, melahirkan dan menjadi ibu Yesus.
Allah telah merencanakan semuanya sejak semula. Maka dari itu Allah mempersiapkan Maria sejak kelahi-rannya, di mana ia dikandung tanpa noda dosa asal, dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang takut akan Allah, sehingga pada saatnya Allah menyatakan kehen-dak-Nya melalui Malaikat Gabriel, Maria dengan penuh iman menyatakan fiat-nya, 'Jadilah padaku menurut per-kataanmu itu' (Luk 1:38), dan bukannya lari 'meninggal-kannya dengan diam-diam.'
Ketaatan Maria mendatangkan keselamatan bagi umat manusia. Marilah kita meneladani ketaatan Bunda Maria dan senantiasa mencari kehendak Allah dalam hidup kita. (Sr. M. Clementia, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.