MELAYANI DALAM SEMANGAT HAMBA
Minggu 02 Okt 2016Hari Minggu Biasa XXVII Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan (Luk 17:10) Hab 1:2-3; 2:2-4; Mzm 95:1-2.6-9
2Tim 1:6-8.13-14; Luk 17:5-10 ---o---
Yesus menghendaki agar para pengikut-Nya memi-liki sikap rendah hati. Sebagaimana Ia datang bu-kan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, begitulah hendaknya dengan kita: mempunyai hati yang terbuka dan menjadikan diri sebagai seorang hamba.
Menjadi hamba dari sudut pandang Tuhan bukanlah suatu posisi atau status sosial, melainkan sebuah sikap hidup yang lahir dari ketulusan hati untuk melayani dan mengabdi. Tidak semua pelayan atau hamba di dunia ini memiliki hati sebagai seorang hamba. Mereka melayani namun disertai dengan keinginan-keinginan untuk dipuji dan dihargai. Hamba yang sejati adalah seorang hamba yang melayani dengan sepenuh hati tanpa mengharap-kan balasan maupun pujian dari orang lain. Melakukan kehendak Allah menjadi satu-satunya kesukaan dan sumber sukacita dalam hidupnya.
Senang melayani, bukan bangga dilayani, senang menghormati, bukan ingin dihormati. Sikap ini harus menjadi sikap hati yang senantiasa diperjuangkan tanpa kenal lelah. Dengan mempraktekkan hal ini maka kita pun akan bertumbuh dalam kerendahan hati. Inilah si-kap seorang hamba yang sejati, yang menerima segala sesuatu dan mempersembahkan segala sesuatunya se-mata-mata demi kemuliaan Tuhan. (Sr. Grace Maria, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.