HATI SEBAGAI HAMBA

Selasa 08 Nop 2016

Pfak B. Elisabet dari Tritunggal, Perawan (O.Carm)

Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba- hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan (Luk 17:10)

Tit 2:1-8.11-14; Mzm 37:3-4.18.23.27.29
Luk 17:7-10
---o---

Seorang hamba tidak lagi mempunyai hak atas di- rinya sendiri. Taat secara penuh, tulus dan setia kepada tuannya (bdk. Tit 2:9-10). Ia tidak mem- punyai kebebasan dan kemerdekaan atas dirinya. Gam- baran St. Paulus ini mengajarkan kita untuk dapat me- mahami bagaimana sebenarnya seorang hamba itu.

Seringkali kita mengatakan bahwa diri kita adalah seorang hamba. Tetapi, ternyata kita tidak mampu menunjukkan sikap dan tutur kata sebagai seorang hamba yang taat dan setia. Hanya ungkapan di bibir saja.

Contoh, seorang bapak yang aktif di paroki. Ia rajin berdoa dan menyumbang untuk Gereja. Namun, pada saat istri dan anaknya meninggal dalam sebuah kece- lakaan, ia pun marah dan kecewa kepada Tuhan. Ia merasa bahwa ia sudah melakukan karya amal kepada sesama dan Gereja, namun, upahnya adalah kemalangan.

Tanpa kita sadari kita cenderung meminta imbalan atas apa yang kita lakukan. Kita tidak memberikan pe- layanan dengan tulus dan ikhlas.

Marilah kita memohon rahmat Tuhan agar kita benar-benar menjadi hamba yang taat dan setia pada kehendak-Nya dalam seluruh kehidupan kita.

(Sr. M. Brigitta, P.Karm)

Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
     


Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya. Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.

---