SEBUTIR ABU
Rabu 01 Mar 2017Hari Rabu Abu Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu (Mzm 51:3) Yl 2:12-18; Mzm 51:3-6,12-14,17
2 Kor 5:20-6:2; Mat 6:1-6,16-18 ---o---
Hari Rabu Abu merupakan hari pembuka masa Prapaskah, masa pertobatan kita yang ditandai dengan penerimaan Abu. Kita diolesi dengan abu pada dahi kita, sebagai simbol:
Perkabungan dan tobat. Ayub duduk di tengah abu sambil menggaruk badannya dengan sekeping beling setelah semua anak dan ternak nya disambar petir.
Penyesalan. Ayub menyesal dan mencabut perkataannya sambil duduk dalam debu dan abu.
Hancurnya hawa nafsu. Kesombongan membuat kita tidak mengakui ketergantungan kita lagi kepada Allah dan merampas atau mencuri kemuliaan Allah. Padahal tanpa Allah kita tidak dapat berbuat apa-apa. Semua adalah rahmat-Nya.
Mengawali retret agung ini kita menerima abu. Menyadari kekecilan kita hanyalah sebutir abu. Namun, ternyata abu itu juga dapat menyuburkan kehidupan manusia, yakni abu dari manusia yang tidak kehilangan diri dan tidak kehilangan arah hidupnya. Karena percaya kepada belas kasih kerahiman Allah.
Pada masa prapaskah ini kita diajak untuk lebih tekun mendengar dan merenungkan Sabda Tuhan, rajin berdoa, berpantang dan berpuasa, serta meningkatkan karya-karya amal dan cinta kasih baik secara pribadi, keluarga maupun komunitas. (Sr. M. Sesilia L., P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.