HATI BAPA
Sabtu 18 Mar 2017Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku...(Luk 15:17-18) Mi 7:14-15,18-20; Mzm 103:1-4,9-12
Luk 15:1-3,11-32 ---o---
Seorang bapa sangat kaya, tetapi si anak bungsunya bersikap sangat menyakitkan hatinya: menuntut warisannya untuk pergi berfoya-foya dan meninggalkannya. Ketika hartanya sudah habis dan ia mulai menderita, barulah si bungsu ini memutuskan untuk kembali ke rumah bapanya.
Injil tidak mengatakan bahwa si bungsu ini kembali ke rumah bapanya karena merindukan bapanya, atau karena memikirkan keadaan bapanya, tetapi karena memikirkan makanan berlimpah-limpah di rumah bapanya: 'Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, .... Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku [...]' (Luk 15:17-18). Jadi, ia pulang bukan karena mencintai bapanya, tetapi karena mencintai makanan di rumah bapanya! Betapa tidak tulusnya kembalinya dia kepada bapanya! Namun, lihatlah, hati seorang bapa: sedikitpun tidak mempersoalkan mengapa ia pulang, tulus atau tidak ia mencintainya. Yang ada dalam hati dan pikiran bapanya hanyalah: 'Yang penting anakku selamat!' Itulah gambaran hati Bapa Surgawi kita: hati yang penuh kerahiman, hati yang tanpa gengsi dan senantiasa merindukan kita untuk mendekat kepada-Nya, apa pun keadaan kita, juga walaupun masih ada ketidaktulusan dalam relasi kita dengan-Nya. (Sr. M. Andrea, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.