TEGURAN PERLU
Minggu 10 Sep 2017Hari Minggu Biasa XXIII 'Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali' (Mat 18:15) Yeh 33:7-9; Mzm 95:1-2,6-9; Rm 13:8-10; Mat 18:15-20 ---o---
Bagaimana reaksi Anda jika di tegur? Bagi saya se- cara pribadi, sebagai manusia yang sombong, sa- ya tidak suka ditegur karena rasanya tidak enak.
Seberapa tinggi dan besar kesombongan kita, sebe- sar itulah sakitnya hati kita saat ditegur. Bagi orang yang yang rendah hati, mereka akan tenang-tenang saja, me-
ngambil hikmah dari teguran tersebut serta memper- baiki apa yang perlu diperbaiki.
Saya merasa bangga menjadi seorang Kristiani, di mana saya diajarkan untuk memandang segala sesuatu di dalam iman. Memang, sebagai manusia normal, tidak- lah enak
menerima teguran. Akan tetapi kita tidak ber- henti di situ. Tuhan menghendaki supaya kita maju, me- lalui itu semua kita mencari kehendak-Nya.
Melalui teguran, Tuhan bertanya apakah saya terlalu mencintai diri sendiri dan memegang konsep yang salah? Apakah Tuhan mau menyingkapkan sebuah ke- salahan, dosa,
yang terus saya ulang-ulangi? Bila kita bisa melihatnya demikian, kita pun menyadari betapa besar kasih dan kesabaran Tuhan yang memakai berba- gai macam peristiwa dan
sesama kita untuk membawa kita kepada-Nya. (Sr. M. Diana, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.