CINTA TERUJI DALAM KETAATAN

Jumat 15 Sep 2017

Pw Santa Perawan Maria Berdukacita

Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya (Ibr 5:8)

Ibr 5:7-9; Mzm 31:2-6,15-16,20; Yoh 19:25-27 atau Luk 6:33-35
---o---

Ketaatan merupakan buah kerendahan hati seseo- rang. Hal itu diteladankan oleh Yesus, Guru dan Tuhan kita. Walaupun dalam rupa Allah, Ia telah mengosongkan diri dan
oleh karena buah ketaatan-Nya, kita memperoleh keselamatan dan persekutuan kembali dengan Allah yang telah hancur karena dosa. Dalam per- gumulan-Nya yang dahsyat di
Taman Getsemani, Ia tetap mau taat pada kehendak Bapa, sebab itulah yang dike- hendaki Bapa. Begitu pula dengan Bunda Maria, Bunda Allah, Bunda Gereja, Bunda kita.
Oleh karena ketaatanya, rencana keselamatan Allah dapat terlaksana di dunia.

Terkadang dalam hidup ini, banyak angan-angan, rencana, impian, cita-cita yang kita dambakan dan usa- hakan dalam hidup kita, dan kita yakin bahwa itu yang terbaik
untuk hidup kita. Namun ketika itu tidak terwu- jud, ketika hal itu berlawanan arah dengan apa yang ter- jadi, bahkan ketika kita mengalami saat-saat gelap dalam hidup
kita, bagaimana reaksi kita?

Iman, harapan, cinta, dan komitmen kita diuji dan teruji di saat yang demikian. Mampukah kita tetap te- nang berpasrah seraya berdiri tegak dan tetap percaya pada
rencana yang telah Tuhan rancangkan dalam hidup kita? Maukah kita taat pada kehendak Allah walau itu berat dan membutuhkan suatu pengorbanan?

(Fr. Lutgar, CSE)

Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
     


Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya. Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.

---