Masuk ke Dalam Tempat Abadi

Jumat 17 Nop 2017

Pw St. Elisabet dari Hungaria, Biarawati

Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: (Luk 17:26)

Keb 13:1-9; Mzm 19:2-5; Luk 17:26-37
---o---

Ketika saya mengikuti sebuah pemakaman seorang yang dikenal sangat baik, saya memandang ke arah langit, begitu indahnya langit hari itu. Saya merasakan suatu kedamaian dalam hati, sedangkan orang lain menangis karena kehilangan orang yang dikasihi. Dalam hati saya muncul sebuah keyakinan bahwa Tuhan telah menerima dia. Sungguh indah sebuah kematian itu. Walau telah meninggal dia tetap membawa damai bagi orang lain.

Kematian adalah hal yang tidak dapat kita hindari, entah kita kaya, pintar, hebat,... kita akan mati. Satu hari 24 jam kita sibuk dengan berbagai pikiran, rencana kerja, belajar, dll. Semua ini baik, karena kita harus mempersiapkan masa depan dan anak cucu kita. Hal ini sangat benar, tetapi itu tidak cukup. Bagi orang beriman, hidup kita bukan hanya berhenti di dalam sebuah peti saja, tetapi saat itulah kita memulai kehidupan yang sesungguhnya, hidup bersama Allah. Kematian mengingatkan kita bahwa kita bukan milik dunia, kita adalah seorang pendatang yang menumpang saja di dunia ini. Bila saatnya tiba, kita harus kembali kepada Allah. Setiap detik adalah rahmat bagi kita, mari kita menggunakan waktu kita dengan baik serta mempersiapkan diri kita untuk kedatangan Tuhan Yesus.

(Sr. M. Diana, P.Karm)

Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
     


Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya. Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.

---