Keluarga: Benih Kekudusan
Rabu 22 Nop 2017Pw St. Sesilia, Perawan dan Martir Sebaliknya aku taat kepada segala ketetapan Taurat yang sudah di berikan oleh Musa kepada nenek moyang kami. (2 Mak 7:30b) 2Mak 7:1.20-31; Mzm 17:1.5-6.8b.15; Luk 19:11-28 ---o---
Tuhan telah menaburkan benih kekudusan ke da- lam hati setiap manusia. Jadi jelaslah bahwa tidak ada seorangpun diciptakan untuk menjadi penja- hat atau terlahir jahat. Oleh karena manusia mahluk so- sial, maka ia dipengaruhi dan tidak akan hidup tanpa orang lain.
Keluarga adalah tempat pertama dan paling penting untuk membantu pertumbuhan benih kekudusan itu. Keadaan dan suasana dalam keluarga dapat dan sangat mempengaruhi perkembangan seseorang baik jasmani dan rohani. Pada dasarnya papa dan mama yang saleh pasti melahirkan anak yang saleh pula. Sebab tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik ataupun sebaliknya. Jadi dari buahnyalah kamu mengenal mereka (Mat 7:18.20). Contohnya keluarga St. Thersieux atau dari bacaan hari ini. Seorang ibu yang menyaksikan kematian dari tujuh anaknya da- lam tempo satu hari saja. Dan itu ia tanggung dengan besar hati oleh pengharapannya kepada Tuhan. Bahkan ia menguatkan anak-anaknya untuk tetap berpegang teguh pada imannya walaupun harus mati. Saya kira Gereja sangat bersyukur dan bersukacita karena mereka itu, apalagi jika semua keluarga kristiani menjadi kudus. Apakah kita juga mau supaya keluarga kita menjadi ku- dus?
Ya Tuhan Yesus, kuduskanlah hatiku. (Sr.Cornelia, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.