Manusia Hanya Bersama Allah
Selasa 19 Des 2017Hari Biasa Khusus Adven Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: 'Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya' (Luk1:18) Hak 13 :2-7,24-25a; Mzm 71 :3-4a,5-6ab,16-17; Luk 1:2-25 ---o---
Ketika manusia mengagungkan pengetahuan dan menjadikan itu suatu tujuan, maka ia akan kehilangan kebahagiaan yang sedang ia cari dan yang diperjuangkannya. Sebab pengetahuan itu sangat terbatas dan pengetahuan tidak akan membuat manusia menemukan seluruh jawaban atas hidupnya. Seperti Zakharia yang akhirnya menjadi bisu dan kebahagiaan yang sudah di ujung mata menjadi tertunda untuk diraih sebab pada akhirnya ia mengandalkan logika manusianya dan menjadi kurang percaya.
Berbeda dengan Elisabet, isterinya, ketika dia hanya bersama dengan Tuhan saja, dan sejenak meninggalkan keramaian dunia, ia membuka hati dan mengandalkan imannya akan Tuhan. Karena itu ia mampu melihat dan bersyukur dan bersukacita. Padahal mereka hanya bersama dengan Tuhan saja dalam satu ruangan hidupnya. Mata yang kontemplasi itu mampu menembus kegelapan dengan terang iman (ayat 24). Dan mampu terus bersyukur dan bersukacita dalam segala peristiwa hidup. Kita belajar menyikapi hidup dengan terang iman, dan terus melatih kepekaan akan kehendak Tuhan dalam hidup kita lewat peristiwa-peristiwa yang sering kita hadapi. Sesuatu yang tidak dapat di pahami akal budi, belum tentu tidak nyata(Blaise Pascal). (Sr.M.Brigitta, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.