KESETIAAN

Kamis 01 Feb 2018

Pfak. B. Kandelaria dari S. Josef, Perawan (O. Carm)

Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya (1 Raj 2:3a)

1Raj 2:1-410-12; MT 1Taw 29:10-12; Mrk 6:7-13
---o---

Ketika mendengar kata 'kewajiban'biasanya kita membayangkan mengenai sebuah beban yang harus dipikul dan membuat langkah kita menjadi berat. Tidak heran jika 'orang cenderung menuntut hak dan melupakan kewajiban'. Begitupun sikap kita terhadap Tuhan. Sering kita meminta: 'Tuhan, beri saya ini; Tuhan, tolong saya itu; dsb', bahkan kadang-kadang dengan sikap batin 'menuntut' seolah-olah itu hak kita. Padahal, Tuhan tidak berkewajiban apa-apa terhadap kita, bukan? Sebaliknya, apakah kita sudah melakukan kewajiban kita terhadap Tuhan?

Tuhan tidak menuntut sebuah kewajiban yang besar, Ia hanya meminta kita setia terhadap jalan yang ditunjukkan-Nya, yaitu Jalan Kasih, karena 'Allah adalah Kasih' (1Yoh 4:8) dan Kasih itu adalah Kristus sendiri. Dengan kata lain, melakukan kewajiban terhadap Tuhan dengan setia berarti 'segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita'(Kol 3:17). Ketika kesetiaan kita diuji, saat itulah kita memandang Kristus dan percaya, karena 'jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya' (2Tim 2:13).

(Sr. M. Valentina, P.Karm)

Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
     


Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya. Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.

---