MENYADARI KE-DEBU-AN KITA
Rabu 14 Feb 2018Hari Rabu Abu Tetapi sekarang juga,' demikianlah firman TUHAN, 'berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, .... (Yl 2:12) Yl 2:12-18; Mzm 51:3-612-1417; 2Kor 5:20-6:2; Mat 6:1-616-18 ---o---
Hari ini kita mengawali 'masa pertobatan','masa berbalik kepada Tuhan'. Penerimaan abu mengingatkan kita akan kekecilan, kerapuhan, 'ke-debu-an' atau 'ke-abu-an' kita. Bayangkanlah sebutir debu di tangan Anda. Jika ada angin sedikit, debu itu sudah terbang, terlepas dari tangan Anda. Begitupun jika Anda gerakkan tangan Anda agak cepat, debu itu pun sudah lenyap dari tangan Anda. Tidakkah kita seperti sebutir debu itu di tangan Tuhan? Lihat saja perjuangan kita untuk selalu tinggal di hadirat Tuhan, untuk selalu ingat akan Tuhan yang hadir dalam hati kita. Tidakkah kita sering melupakan Dia dalam aktivitas dan rutinitas sehari-hari? Ya, betapa mudahnya kita lupa akan Dia atau 'terbang dan lenyap dari hadirat-Nya' dalam rutinitas sehari-hari, bahkan rutinitas yang serba biasa, tanpa 'angin badai kehidupan yang besar'! Jadi, jika untuk 'mengingat Tuhan' saja kita sudah seperti debu yang begitu rapuh, mudah diterbangkan dan lenyap, apalagi untuk melakukan hal-hal yang lebih besar, seperti kebajikan-kebajikan! Betapa lebih debu dan abunya kita!
Menyadari kedebuan kita, marilah kita berbalik kepada Tuhan dengan sepenuh hati, 'Tuhan, genggamlah aku, si debu ini, dalam tangan kerahiman-Mu agar aku tidak terbang lenyap dari-Mu.' (Sr. M. Enrika, P. Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.