TIDAK SEBATAS BIBIR
Selasa 20 Feb 2018Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu (Mat 6:15) Yes 55:10-11; Mzm 34:4-716-19; Mat 6:7-15 ---o---
Kita semua pernah mengalami dikecewakan atau disakiti seseorang, bukan?Apakah kita bisa mengampuninya? Ataukah, sebatas bibir saja kita mengampuninya? Tidak jarang orang merasa sudah mengampuni, tetapi seringkali peristiwa dan kesalahan sesamanya ia ingat dan ungkit-ungkit lagi dengan penuh emosi, bahkan ketika orang tersebut tidak melakukan kesalahan apa-apa lagi dan sudah bertobat.
Memang, tidak semua peristiwa menyakitkan bisa dilupakan, dan mengampuni tidak selalu harus melupakan. Misalnya: mobil kita dicuri orang. Kita mungkin tidak bisa lupa hal ini karena setiap hari kita melihat garasi kita kosong dan kita harus naik angkot ke mana-mana. Akan tetapi, jika kita sudah mengampuni dengan hati, fakta ini bisa kita terima dan hadapi dengan hati damai, tidak ada 'gejolak emosi' dalam hati. Oleh karena itu, mengampuni juga berarti rela menanggung akibat buruk yang menimpa kita karena peristiwa menyakitkan tersebut.
Dalam Injil hari ini, Tuhan meminta kita untuk mengampuni, sebelum kita mendapatkan pengampunan- Nya. Kita semua membutuhkan pengampunan Tuhan, bukan? Maka, marilah kita mengampuni supaya Tuhan juga mengampuni kita. Jika terasa sukar, mintalah rahmat dari-Nya. Dia yang memerintahkan, Dia pula yang akan memampukan! Asal, kita mau bekerja sama. (Sr. M. Andrea, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.