ALLAH YANG PENUH KASIH
Sabtu 03 Mar 2018Hari Sabtu Imam Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas bumi (Mzm 103:10-11) Mi 7:14-15.18-20; Mzm 103:1-4.9-12 Luk 15:1-3.11-32 ---o---
Pada masa Prapaska ini, kita diingatkan kembali bahwa kita adalah manusia yang rapuh dan sering jatuh dalam dosa. Si bungsu jatuh dalam dosa gelojoh (serakah). Ia menginginkan harta kekayaan ayahnya, serta memboroskannya dengan hidup berfoya- foya. Sedangkan si sulung, sekalipun setia melayani dan mematuhi ayahnya, ia pun jatuh dalam dosa iri hati (dengki). Ia merasa ayahnya tidak adil karena tidak pernah memberinya seekor anak kambing untuk berpesta bersama sahabat-sahabatnya. Seperti itulah diri kita. Kita masih sering terjebak oleh kelemahan diri, sehingga sering jatuh dalam dosa.
Namun, sadarkah kita bahwa dalam setiap kelemahan kita, Allah tetap hadir dan setia kepada kita? Seperti seorang bapak yang sayang kepada anaknya, demikian Allah sayang kepada kita. Ia panjang sabar, kasih setia-Nya besar, dan rahmat-Nya tidak berkesudahan.
Seperti si bungsu yang mau bertobat, merasa tidak layak lagi untuk menjadi anak ayahnya, bahkan bersedia untuk dijadikan seorang upahan ayahnya, apakah kita juga mau belajar meninggalkan setiap kelemahan kita? (Veronica) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.