TERBELIT-BELIT DALAM SARANA

Rabu 07 Mar 2018

Pfak S. Perpetua dan Felisitas, Martir

Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya (Mat 5:17)

Ul 4:1.5-9; Mzm 147:12-13.15-16.19-20 Mat 5:17-19
---o---

Yesus yang menurut para ahli Taurat dan orang Farisi sering 'melanggar' Hukum Taurat justru mengatakan bahwa Ia datang untuk menggenapi- nya. Orang Yahudi memegang ribuan peraturan Hukum Taurat yang sebenarnya adalah penjabaran dari 'Sepuluh Perintah Allah' (Dekalog). Pada abad ke-3 M terdapat Mishna, suatu ringkasan dari hukum-hukum tersebut, yang berisi 63 bab dan terjemahan bahasa Inggrisnya mencapai delapan ratus halaman.

Hukum hanyalah sarana untuk mencapai tujuan. Jangan sampai kita justru terbelit-belit dalam sarana sehingga mengabaikan tujuan. Bisa terjadi sarana kita jadikan tujuan dan justru membuat kita berjalan mela- wan tujuan yang seharusnya. Kira-kira itulah yang ter- jadi dalam praktik keagamaan orang-orang tersebut saat itu sehingga Yesus mau menjelaskannya.

Yesus mengajak kita untuk sampai kepada jiwa dari semua peraturan Dekalog, yaitu kasih kepada Allah dan sesama. Kasih itu membebaskan. 'Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan keta- kutan' (1 Yoh 4:18). Yesus tidak ingin kita mengikuti Dia dalam tekanan ketakutan akan hukuman, tetapi dalam sukacita kasih.

(Sr. Michelle M, P.Karm)

Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
     


Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya. Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.

---