KONSEKUENSI CINTAKASIH
Jumat 09 Mar 2018Pfak S. Fransiska dari Roma, Biarawati Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu (Mrk 12:30) Hos 14:2-10; Mzm 81:6-11.14.17; Mrk 12:28-34 ---o---
Satu-satunya alasan mengapa Allah menciptakan kita adalah kasih. Maka, kasih menjadi kerinduan terdalam hati kita. 'Tujuan akhir dari segala sesuatu adalah kasih,' tulis St. Yohanes Salib. Dengan kata lain, tujuan hidup dan doa kita adalah membuka suatu relasi cintakasih dengan Allah, dan akhirnya bersatu dengan-Nya.
Kasih memiliki suatu daya untuk mengubah kita, karena ketika sungguh-sungguh mengasihi, kita menda- pati betapa manusiawinya kita. Kasih menguji dan menunjukkan ilusi, ketakutan, rasa tidak aman, luka- luka lama serta ketidakmatangan kita dengan kata lain, kemanusiaan kita yang terluka. Pengenalan diri ini membuat kita semakin rendah hati.
Perlu kita sadari bahwa setiap relasi meminta suatu perubahan radikal dan 'mengancam' batas-batas nya- man kita baik relasi keluarga, perkawinan, persahabatan demikian pula relasi dengan Allah. Maka, untuk mencintai Allah dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan, dibutuhkan suatu keberanian dan kerelaan untuk mengambil resiko demi cintakasih. Dengan mencintai Allah setiap hari melalui sesama serta melalui hal-hal kecil yang sepele dan tersembunyi, kita belajar mengatakan, 'Apa pun yang kulakukan, kulakukan demi cinta, dan penderitaan apa pun yang kualami, kutanggung dengan kenikmatan cinta,' seperti St. Yohanes Salib. (Sr.M. Amadea, P. Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.