KETULUSAN HATI

Senin 19 Mar 2018

Hari Raya S. Yusuf, Suami Santa Perawan Maria

Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam (Mat. 1:19)

2Sam 7:4-5.12-14,16; Mzm 89:2-5.27.29 Rm 4:13.16-18.22; Mat 1:16.18-21.24 atau Luk 2:41-51
---o---

St. Yusuf, suami Santa Perawan Maria, adalah seo- rang yang tulus hati. Ketulusan hatinya dibuktikan dengan tetap menerima Bunda Maria sebagai iste- rinya, sekalipun saat itu Bunda Maria telah mengandung. Pernahkah Anda membayangkan berada dalam posisi Yusuf?

Bagaimana mungkin kita dapat percaya apabila pasangan atau kenalan kita tiba-tiba datang dan menga- takan, 'Saya sedang mengandung anak dari Roh Kudus.' Sebagai manusia, kita pasti tidak memercayai perkataan pasangan atau kenalan kita itu.

Akan tetapi, Yusuf memang berbeda dengan keba- nyakan manusia lain. Ia tidak hanya memikirkan kepen- tingan dirinya sendiri, tetapi juga memikirkan kepenting-an orang lain. Ia tidak menjelek-jelekkan Maria di depan umum. Lebih daripada itu, ia adalah seorang yang benar- benar mau menjalankan kehendak Allah, sekalipun hal itu sulit diterima dengan akal sehat manusia.

Bagaimana dengan diri kita? Apakah kita sering ber- gosip tentang kejelekan dan kesalahan orang lain? Apakah kita dapat bersikap seperti Yusuf yang tidak menceritakan kejelekan teman kita kepada orang lain?

(Rm. Alvarest, CSE)

Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
     


Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya. Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.

---