SABDA YANG HIDUP
Selasa 12 Jun 2018Pfak B. Hilarius Januszewski, Imam dan Martir (O.Carm) Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia (1Raj 17:16) 1Raj 17:7-16; Mzm 4:2-5.7-8; Mat 5:13-16 ---o---
Kisah pada ayat di atas, kembali menyatakan dan mengingatkan kepada kita semua bahwa Allah kita adalah Allah yang hidup. Demikian juga, sabda-Nya adalah sabda yang hidup. Sabda-Nya yang Ia nyatakan melalui Nabi Elia memberikan kehidupan kepada janda di Sarfat dan anaknya. Dengan percaya kepada sabda Tuhan berarti kita membiarkan sabda itu bekerja dan berkuasa secara penuh dalam kehidupan kita. Karena percaya kepada Sabda Tuhan dan dengan teguh menaatinya (melawan pikiran dan ketakutannya sendiri) maka si janda itu mengalami kuasa Sabda tersebut: mujizat terjadi dan kelangsungan hidupnya serta anaknya diselamatkan.
Mungkin kita juga pernah mengalami peristiwa hidup seperti janda itu, kita berjuang untuk mem- praktikkan sabda Allah saat kita berada dalam kesulitan hidup. Bila kita tetap teguh dan meresap-resapkan sabda Allah dalam hidup kita, maka 'Janganlah takut' (ay. 13) 'Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak da- lam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia' (ay.16). Hidup kita akan terpelihara, asal kita percaya dan tinggal dalam Sabda Tuhan yang hidup.
Tuhan, kobarkanlah api cinta akan Sabda-Mu dalam batinku. (Sr. M. Bernadine, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.