SALIB KEBAHAGIAAN
Senin 13 Agust 2018Pfak S. Pontianus, Paus dan S. Hipolitus, Imam dan Martir Dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.' Maka hati murid-murid-Nya itu pun sedih sekali (Mat 17:23) Yeh 1:2-5.24 2:1; Mzm 148:1-2.11-14 Mat 17:22-27 ---o---
Sebuah kayu akan menjadi kursi atau meja yang mahal jika kayu tersebut dipahat dan dibentuk oleh si tukang kayu. Seperti itulah hidup manusia. Si tukang kayu adalah Yesus dan kita seumpama sebuah kayu. Siapkah kita untuk dipahat dan dibentuk? Seringkali kita ingin langsung menjadi kursi atau meja yang indah tanpa melewati proses pemahatan. Kita ingin untuk menjadi lebih baik, tetapi tidak ingin menderita dan memanggul salib. Padahal, proses ini penting. Dari situlah kita akan mengalami kasih Allah lebih lagi dan diubah oleh-Nya.
Yesus dengan rela hati mau menderita. Di hadapan penderitaan yang menyonsong-Nya, Ia masih memikirkan para murid-Nya. Ia mempersiapkan mereka dengan memberitahukan penderitaan-Nya kepada mereka. Menderita karena kesalahan orang lain, sangatlah sulit bagi kita. Namun, kita diajak Yesus untuk selalu rendah hati dan mau memanggul salib. Memang sulit dan terasa sakit, namun inilah proses. Proses ini seperti proses ulat menjadi kupu-kupu yang indah. Ulat yang menjijikkan dan dibenci banyak orang akan menjadi indah pada waktunya kalau ia bertahan dalam kepompongnya. Kristuslah kepompong itu. Dengan tetap tinggal dalam Kristus dan berani memanggul salib, maka kita akan dijadikan indah oleh-Nya. (Cristin Natalia R) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.