MENGGAPAI KEBAHAGIAAN
Rabu 24 Okt 2018Pfak S. Antonius Maria Claret, Uskup Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. (Luk 12:43) Ef 3:2-12; MT Yes 12:2-6; Luk 12:39-48 ---o---
Aoda satu kepastian yang tidak dapat dielakkan oleh siapa pun, yaitu suatu saat kita akan meninggal. Kepastian ini menyadarkan kita bahwa kapan pun juga Tuhan bisa memanggil kita untuk kembali kepada-Nya, walaupun kita tidak mengetahui kapan waktunya. Lewat pelbagai peristiwa Ia memanggil setiap anak-Nya `kembali` kepada-Nya, misalnya sakit, kecelakaan, bencana, dsb.
Saat kita kembali kepada Tuhan, Sang Pencipta, kita juga harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang telah kita pikirkan, katakan, dan lakukan selama kita hidup di dunia. Seperti seorang bawahan yang harus senantiasa siap ditinjau dan dievaluasi oleh atasannya, demikian juga kita harus berjaga setiap saat agar seluruh hidup kita berkenan di hadapan-Nya. Namun, dalam berjaga-jaga ini hendaknya bukan ketakutan yang mendasari seluruh kehidupan kita, melainkan kasih. Kasihlah yang berkenan di hadapan Tuhan.
Kesiapan dalam berjaga ini tidak hanya perlu kita perjuangkan bagi diri kita sendiri, tetapi juga bagi orang lain. Kita harus menolong orang lain untuk setia pada kebenaran dan kekudusan melalui teladan hidup kita setiap hari. Maka, mari kita gapai kebahagiaan kita, tidak hanya kebahagiaan di dunia ini, tetapi juga kebahagiaan dalam kehidupan kekal kelak. (Sr. M. Dominique Savio, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.