KASIH MENEGUR DAN MENGHAJAR

Selasa 20 Nov 2018

`Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!` (Why 3:19)

Why 3:1-6.14-22; Mzm 15:2-5; Luk 19:1-10
---o---

Pada saat kita anak-anak atau remaja, orangtua seringkali menegur kita jika kita berbuat salah. Teman dan sahabat kita juga sering menasihati kita jika ada perbuatan kita yang tidak baik. Guru juga mengajar dan mendidik kita kadang-kadang dengan cara yang keras, seperti memberi hukuman atas kesalahan kita, agar kita menjadi baik. Semua itu dilakukan tidak demi diri mereka sendiri, tetapi demi kebaikan kita. Mengapa mereka mau bersusah payah menegur, menasihati, dan mengajar? Tidak lain adalah karena kasih.

Mengasihi tidak berarti memanjakan atau tidak pernah memarahi. Kesalahan yang tidak pernah dikoreksi justru akan membawa kita kepada kehancuran. Itu bukan kasih yang sejati. Demikian pula Allah. Ia juga mengajar dan menegur kita karena Ia sangat mengasihi kita. Ia ingin kita tidak terlena dalam kesalahan dan dosa, tetapi dapat memperbaiki diri dan melatih diri untuk mencapai kekudusan. Oleh karena itu, penderitaan, beban, dan salib-salib adalah bagian dari kasih Allah agar kita mau bertobat dan menyerahkan diri kepada-Nya.

Jadi, relakanlah hati Anda dan satukanlah seluruh penderitaan Anda dengan penderitaan Yesus di salib sambil memuji Allah, `Terpujilah TUHAN, gunung batuku, yang mengajar tanganku untuk bertempur, dan jarijariku untuk berperang` (Mzm 144:1).

(Sr. M. Louisa, P.Karm)

Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
     


Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya. Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.

---