PENGANTARA YANG LEMAH LEMBUT DAN RENDAH HATI
Kamis 24 Jan 2019Hari ke-7 Pekan Doa Sedunia
Pw S. Fransiskus dari Sales, UskPujG `Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka` (Ibr 7:25b) Ibr 7:25-8:6; Mzm 40:7-10.17; Mrk 3:7-12 ---o---
Bahwa kita mempunyai seorang Imam Besar dan Pengantara di Surga (lih. Ibr 7:25b; 8:1) tentulah merupakan kabar yang menggembirakan hati, terlebih jika kita menyadari betapa rapuh dan berdosanya kita. Dan, kita semakin berbesar hati jika kita ingat bahwa Pengantara kita ini lemah lembut dan rendah hati (bdk. Mat 11:29)! Jika Yesus tidak lemah lembut dan rendah hati, pastilah sudah lama Dia tidak mau menjadi Pengantara kita lagi karena kita begitu sering menyakiti hati-Nya!
Dalam hidup kita sehari-hari terjadi banyak kekerasan: suami menganiaya istri, ibu menganiaya anak atau pembantu, anak menganiaya orang tua! Umumnya, dalam masyarakat, yang kuat menindas yang lemah. Ketika kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi, orang mudah melakukan kekerasan terhadap sesama.
Yesus mengajar kita kelemahlembutan dan kerendahan hati dalam menghadapi setiap masalah hidup kita, `belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati` (Mat 11:29b-c). St. Fransiskus menulis, `Jika ada sesuatu yang lebih mulia daripada kelemahlembutan dan kerendahan hati, tentunya Tuhan sudah mengajarkannya kepada kita. Tuhan justru mengajarkan dua hal kepada kita, yakni kelemahlembutan dan kerendahan hati`. Kekerasan tidak akan menyelesaikan persoalan. Justru kekerasan akan menimbulkan persoalan-persoalan baru.
Yesus, lembutkanlah hati kami. (Sr. M. Laurensia, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.