HATI YANG TAHIR
Rabu 13 Feb 2019`[...] tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya` (Mrk 7:15b) Kej 2:4-9.15-17; Mzm 104:1-2.27-29; Mrk 7:14-23 ---o---
Sejak awal penciptaan, Allah sudah memberi perintah mengenai apa yang boleh dimakan dan yang tidak boleh, bahkan menyentuhnya pun tidak (bdk. Kej 2:17). Namun, setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa, peraturan tentang halal-haram, tahir-najis, dsb. makin kompleks dan rumit. Pada awalnya peraturan ini dibuat untuk menjaga kekudusan manusia di hadapan Allah yang Mahakudus.
Yesus menegur orang Farisi dan ahli Taurat, yang mengaku diri sebagai orang yang menjaga dan melakukan perintah Tuhan, karena mereka menjadi pelaku peraturan demi peraturan, dan melupakan tujuan awal mengapa peraturan itu dibuat.
Yesus menyadarkan kembali tujuan peraturan yang telah menjadi rutinitas (sekedar menjalankan adat-istiadat) mereka. Manusia melihat apa yang di depan matanya, tetapi Allah melihat hati. Demikian juga mengenai tahir dan najis ini. Makanan yang dimakan manusia tidak dapat menajiskannya. Yesus menekankan kembali hati yang tahir sebagai tanggung jawab pribadi setiap orang. Kepicikan, kedegilan, iri hati, kesombongan, kemuliaan yang sia-sia, dsb, dapat menajiskan seseorang.
Oleh karena itu, kita perlu merefleksikan kembali bagaimana suasana batin kita terhadap sesama. Apakah kita cenderung menghakimi, mencela, dan menjatuhkan sesama kita? Mari kita singkirkan kenajisan-kenajisan seperti ini dari hati kita. Mari kita penuhi hati kita dengan kasih dan kebajikan-kebajikan. (Sr. M. Odilia, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.