MENGAMPUNI
Selasa 26 Mar 2019`Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?` (Mat 18:33) Dan 3:25.34-43; Mzm 25:4-9; Mat 18:21-35 ---o---
Dendam, menyimpan kemarahan terhadap orang lain, dan tidak mau mengampuni bukan hanya sebuah dosa, melainkan`dalam pandangan saya` merupakan dosa yang paling bodoh. Ketika orang lain bisa tidur nyenyak, makan enak, dan menikmati hidupnya, kita justru digerogoti oleh kemarahan dan dendam. Bila dibiarkan, dendam ini akan menjadi suatu penyakit bagi jiwa kita, bagaikan kanker yang mematikan. Bukan hanya jiwa kita yang sakit, dendam tidak jarang mengakibatkan berbagai macam penyakit fisik.
Pada akhirnya, dendam juga membutakan hati kita terhadap kasih dan kerahiman Allah. Akibatnya, bisa jadi kita menolak belaskasih Allah dan penyelamatan yang ditawarkan Allah, sebagaimana dilakukan oleh hamba yang jahat dalam perumpamaan Injil.
Sebaliknya, pengampunan sebenarnya membawa jauh lebih banyak `keuntungan` bagi yang memberikan pengampunan. Kita tidak lagi membawa beban akibat sakit hati dan kemarahan yang kita simpan dalam diri kita. Memang, mengampuni bukan hal yang mudah. Akan tetapi, mengampuni bukanlah soal bisa atau tidak bisa, melainkan soal mau atau tidak mau. Ketika kita dengan tulus mengatakan `Ya, saya mau mengampuni,` di situlah rahmat Allah bekerja menyelesaikan semuanya.
Bapa senantiasa berbelaskasih dan mau mengampuni kita seberapa pun beratnya dosa kita. Maukah kita mengampuni sesama yang menyakiti kita? (Sr. M. Amadea, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.