PANDANGAN ALLAH MENEMBUS HATI
Sabtu 30 Mar 2019`Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, ... melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini` (Luk 18:13) Hos 6:1-6; Mzm 51:3-4.18-21; Luk 18:9-14 ---o---
Dua tokoh ditampilkan oleh Yesus dalam perumpamaan Injil hari ini, yaitu orang Farisi dan pemungut cukai. Siapakah mereka itu? Pada zaman Yesus, orang Farisi adalah `kaum elite`, suatu golongan dari para rabi (guru) dan ahli Taurat yang sangat berpegang pada Taurat Musa dan pada `adat istiadat nenek moyang` (bdk. Mat 15:2). Seluruh hukum dan peraturan, mereka taati secara mutlak.
Pemungut cukai adalah petugas-petugas yang mengurus pemungutan bea dan cukai untuk pemerintah penjajah (Roma). Dalam praktiknya, seringkali mereka itu memeras rakyat untuk menguntungkan diri mereka sendiri. Oleh karena itu, orang Farisi dikenal sebagai orang yang saleh, sedangkan pemungut cukai sebagai orang berdosa. Itulah pandangan manusia yang seringkali menilai dari apa yang nampak (terlihat) dari luarnya saja.
Allah tidak begitu. Ia melihat apa yang ada di dalam. Pandangan-Nya menembus sampai ke hati. Maka, Allah membenarkan sikap si pemungut cukai yang rendah hati itu dan bukan si orang Farisi yang sombong. `Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan` (Luk 18:14).
Bagaimanakah dengan kita? Apa saja isi hati kita? Apakah kita seperti orang Farisi atau seperti pemungut cukai? Marilah kita mohon rahmat kerendahan hati dan keberanian untuk mengakui, `Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.` (Sr. M. Clara, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.