KITA TIDAK SENDIRIAN
Selasa 09 Apr 2019`Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya` (Yoh 8:29 Bil 21:4-9; Mzm 102:2-3.16-21; Yoh 8:21-30 ---o---
Mengapa kita cenderung mengeluh saat menghadapi kesulitan? Padahal, Tuhan sedang membentuk kita melalui peristiwa itu. Tuhan mendengar doa dan keluhan kita. Dia datang untuk membebaskan kita. Percaya kepada Tuhan berarti kita meneladan Yesus yang percaya kepada Bapa dan melakukan kehendak-Nya. Yesus percaya bahwa Bapa selalu menyertai Dia.
Allah tidak pernah membiarkan kita sendiri. Sebagai manusia, kita memang lemah. Kita bahkan sering gagal melihat kehadiran Allah dalam diri sesama, apalagi pada orang yang menjengkelkan kita. Terkadang kita lupa bahwa manusia adalah citra Allah. Sesama adalah juga cerminan diri kita. Saat menghadapi sesama, kita bisa melihat siapa diri kita di hadapan Allah. Orang lain adalah `aku yang lain`.
Di hadapan Tuhan, kita semakin mengenal siapa diri kita ini. Allah sanggup menjadi manusia, sengsara, dan mati bagi kita, para pendosa, karena cinta-Nya kepada kita. Yesus hidup bukan untuk diri-Nya sendiri. Cinta-Nya itu personal/ pribadi, sebab merangkum segala hal yang meyakinkan dari kehadiran-Nya sebagai Allah yang menjadi manusia.
Kita juga dipanggil untuk mengasihi sesama kita, bahkan mengasihi musuh kita. Semoga mata hati kita diterangi untuk mengenali kehendak-Nya dan langkah kaki kita diringankan untuk melakukan apa yang berkenan kepada-Nya. Roh Kudus adalah Penolong kita. (Sr. M. Frances, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.