WARISAN

Rabu 19 Jun 2019

Pfak S. Romualdus, Abas

`Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita` (2Kor 9:7)

2Kor 9:6-11; Mzm 112:1-4.9; Mat 6:1-6.16-18
---o---

Orang`orang besar biasanya mewariskan sesuatu yang penting kepada generasi penerusnya. Seorang kaya mewariskan harta yang berlimpah kepada keturunannya; seorang pahlawan mewariskan keksatriaan; seorang bijak mewariskan ajaran dan pemikiran`pemikiran yang berguna untuk hidup; seorang pemimpin agama mewariskan ajaran hidup kepada penganutnya agar mereka pandai mengelola hidupnya untuk mencari kebahagiaan tertinggi.

Ketika Elia akan menyelesaikan tugas kenabiannya di dunia, ia bertanya kepada Elisa, kandidat nabi penerusnya, warisan apa yang diinginkannya. Elisa menginginkan dua bagian dari roh Elia! Sebuah permintaan aneh yang mengejutkan Elia. Mungkin, karena Elisa sadar bahwa tidak ada satu barang material pun yang bisa diwariskan oleh seorang nabi, maka ia meminta sebuah warisan spiritual, seperti kebijaksanaan, kesetiaan, ketabahan, kesucian, kerendahan hatinya. Sikap profetis sejati!

Warisan spiritual inilah yang juga diwariskan oleh Yesus kepada Gereja-Nya setelah Ia naik ke Surga, yaitu Roh-Nya. Tuhan juga berharap setiap penganut-Nya, khususnya para pemimpin Gereja-Nya, mampu meninggalkan warisan spiritual yang berguna untuk menata hidup yang baik. Para santo telah melakukan hal yang sama. Bukankah kita masing-masing juga masih sempat mempersiapkan warisan spiritual bagi generasi berikutnya?

(Fr. Dionisius, CSE)

Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
     


Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya. Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.

---