MULUT YANG MEMBERKATI
Selasa 09 Jul 2019Pfak Yohana Scopelli, Perawan (O.Carm) `Dan setelah setan itu diusir, dapatlah orang bisu itu berkata-kata. Maka heranlah orang banyak. [..]` (Mat 9:33) Kej 32:22-32; Mzm 17:1-3.6-8.15; Mat 9:32-38 ---o---
Saat selesai Misa dengan anak-anak berkebutuhan khusus, di halaman gereja saya memerhatikan seorang anak bisu yang sedang berdialog dengan temannya yang sama-sama bisu. Saat itu hati saya terasa sesak, semua kata-kata saya seperti tertahan di dalam dada dan mulut, menyaksikan mereka berbicara.
Ketika merenungkan Injil hari ini, ketika Yesus mengusir setan yang membisukan itu, saya teringat akan pengalaman saya di atas. Betapa berbahagianya orang bisu tersebut setelah lidahnya terlepas dan kembali bisa berbicara. Sudah pasti orang tersebut akan terus berbicara dengan suara yang meluap-luap karena girangnya, yang membuat orang lain menjadi sangat keheranan dan juga ikut merasa lega atas pekerjaan yang Tuhan lakukan.
Ketika si jahat membelenggu dan mengusai mulut kita, maka mulut itu menjadi sulit untuk mengeluarkan kata-kata berkat, bahkan tidak bisa memuliakan Tuhan. Pentinglah bagi kita untuk menjaga dan memelihara mulut kita dari kebiasaan yang salah. Seringkali orang mengumbar katakata yang mengutuki orang lain dan tidak memberikan kata-kata yang membangun dan menghidupkan sesamanya. Belajarlah setiap hari mengucapkan satu kata yang memberkati orang yang menjengkelkan kita, dan mintalah berkat bagi orang yang membenci kita. `Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.` (bdk. Kej 32:26b) (Sr. M. Brigitta, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.