KEBAHAGIAAN SEMENTARA ATAU KEBAHAGIAAN KEKAL?
Minggu 08 Sep 2019Hari Minggu Biasa XXIII `Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana` (Mzm 90:4.12) Keb 9:13-18; Mzm 90:3-6.12-14.17; Flm 9-10.12-17 Luk 14:25-33 ---o---
Setiap orang ingin bahagia. Sebagian orang berpikir bahwa ia akan menjadi bahagia jika memiliki banyak harta, hidup berfoya-foya, atau memiliki berbagai hal yang duniawi. Sayangnya, manusia tidak pernah merasa puas dengan segala yang dimilikinya. Manusia selalu berpikir bahwa ia kurang kaya, kurang menarik, kurang sukses, kurang bahagia, dan lain-lain. Mengapa kita selalu merasa kurang? Mengapa semua hal-hal duniawi tidak dapat memberikan kebahagiaan yang sejati?
St. Theresia Lisieux mengatakan, `Hanya yang kekal yang mempunyai arti.` Baginya, semua yang fana bagaikan bayangan-bayangan yang akan berlalu. Jika direnungkan lebih jauh, apalah artinya sebuah bayangan? Walaupun itu bayangan dari sebuah rumah yang megah, itu hanyalah bayangan yang tak ada arti dan nilainya.
Mari kita belajar untuk menggunakan waktu hidup kita yang singkat dengan bijaksana untuk mendapatkan kebahagiaan kekal bersama Allah, terarah kepada hal-hal yang kekal. (Sr. M. Serafine, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.