MENDERITA DEMI KRISTUS
Senin 09 Sep 2019Pfak S. Petrus Klaver, Im `Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, [...]` (Kol 1:24a) Kol 1:24-2:3; Mzm 62:6-7.9; Luk 6:6-11 ---o---
Seorang gadis divonis menderita suatu penyakit yang bisa membuatnya meninggal dunia setiap saat. Namun, di tengah penderitaan itu ia mengatakan bahwa ia mau menanggung rasa sakit yang diderita oleh temannya yang pada saat itu menderita penyakit yang lebih berbahaya daripada yang ia derita. Apakah kita pernah melakukan hal demikian? Kita mungkin akan berpikir berulangkali sebelum melakukannya, atau bahkan tidak mau melakukannya.
Banyak orang mempunyai motto: `Menanggung penderitaan sendiri saja sudah sakit, apalagi menanggung penderitaan orang lain.` Motto ini mengungkapkan bahwa kita masih jauh dari Tuhan karena semakin kita mendekat kepada Tuhan, semakin iman kita bertumbuh dan kita pun dimampukan melakukan kebajikan-kebajikan yang terasa mustahil oleh orang lain.
St. Paulus bersukacita karena boleh menderita demi jemaat atau Gereja. Hal ini merupakan ungkapan cintanya kepada Kristus karena ia tahu bahwa jemaat adalah tubuh mistik Kristus dan bahwa Kristus mencintai jemaat-Nya serta rela menderita demi mereka.
Kita bisa merasa mencintai Kristus dan rela menderita bagi-Nya, padahal sebenarnya semua itu hanya `khayalan kosong` kita karena Kristus tidak kelihatan. Maka, kita perlu mengungkapkan cinta dan kerelaan menderita bagi-Nya itu melalui sesama.
Ya Tuhan, tambahkanlah iman kami, agar kami mampu mengambil bagian dalam sengsara Yesus, Putera-Mu. (Sr. M. Ellen, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.