MENJADI PEWARTA KASIH
Senin 14 Okt 2019Pfak S. Kalistus I, Paus dan Martir `Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya` (Rm 1:5) Rm 1:1-7; Mzm 98: 1-4; Luk 11:29-32 ---o---
Sebagai pengikut Kristus, yang sering kurang kita sadari adalah tugas perutusan kita sebagai `rasul`. Banyak orang berpikir tugas perutusan sebagai rasul berarti menjadi romo, suster, frater, atau bergabung dalam suatu komunitas doa dengan melakukan pelayanan-pelayanan yang besar.
Menjadi selibater, kaum religius atau bergabung dalam suatu komunitas doa itu baik, namun yang perlu disadari adalah kita bisa menjadi `rasul` di mana pun kita berada dengan status hidup kita masing-masing. Menjadi `rasul` berarti menjadi pewarta kasih Allah, baik dengan sikap maupun perbuatan kita sehari-hari.
Sebagai contoh: seorang guru bisa mewartakan kasih Allah dengan mendidik murid-muridnya dengan penuh kasih, mengajak mereka untuk berdoa terlebih dahulu sebelum belajar. Contoh yang lain: seorang ayah menjadi `rasul` dalam keluarganya dengan menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab, mengajarkan iman akan Kristus dalam keluarganya, dsb.
Bagaimana dengan kita sendiri, sudahkah kita menjadi `rasul` di mana kita berada saat ini? Beranikah kita menerima tugas kita yang mulia ini?
Ya, Yesus, berikanlah aku rahmat agar kehadiranku bisa membawa sukacita bagi sesama. (Shinta) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.