SATU-SATUNYA HARAPAN

Kamis 17 Okt 2019

Pw S. Ignatius dr Antiokhia, UskMrt

`Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih daripada pengawal mengharapkan pagi, lebih daripada pengawal mengharapkan pagi` (Mzm 130:6)

Rm 3:21-30; Mzm 130:1-6; Luk 11:47-54
---o---

Pernahkah Anda merasa takut menghadapi masa depan? Pernahkah Anda merasa tidak sangggup menghadapi hari-hari yang akan datang? Mungkin, beberapa dari antara kita pernah merasa demikian.

Memang, perasaaan tersebut mengungkapkan kurangnya iman kita, namun kita juga bisa memanfaatkannya sebagai suatu kesempatan yang begitu indah untuk melakukan suatu `lompatan iman` dengan datang kepada Tuhan sebagai seorang anak kecil dan berkata, `Lihatlah, ya Tuhan, kekecilan dan ketidakmampuanku. Engkau tahu bahwa tanpa Engkau, aku tidak sanggup lagi. Engkau satusatunya harapanku.` Masakah Allah yang begitu mengasihi kita akan berdiam diri dan membiarkan kita berjalan sendiri? Pastilah Ia akan menolong kita dan menjadikan segala sesuatu baik sebab Ia sendiri tahu bahwa kita tidak dapat bertahan hidup sedetik pun tanpa diri-Nya.

Oleh karena itu, janganlah kita mengandalkan yang lain dan menjadikan Allah sebagai pengharapan terakhir saja. Sikap demikian membawa kita kepada begitu banyak kerugian dan kesia-siaan. Padahal, Ia yang Mahakuasa sudah siap menolong kita. Mari berharap hanya kepada Allah, menjadikan-Nya satu-satunya pengharapan kita, sebab Dialah Sang Pengharapan yang Tak Pernah Mengecewakan.

Ya Tuhan, tanamkanlah dalam hatiku pengharapan yang teguh akan kasih dan kebaikan-Mu, pengharapan yang menjiwai seluruh hidup Putra-Mu, Yesus Kristus.

(Sr. M. Viona, P.Karm)

Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
     


Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya. Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.

---