SAUDARA ATAU PENYAMUN?
Jumat 22 Nop 2019Pw S. Sesilia, PrwnMrt `Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ, kata-Nya kepada mereka: `Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun..` (Luk 19:45-46) 1Mak 4:36-37.52-59; MT 1Taw 29:10-12; Luk 19:45-48 ---o---
Mari kita bayangkan jika di Bait Allah tidak dijual satu pun hewan yang diperlukan untuk kurban dalam ibadah. Apa yang terjadi? Mereka yang datang dari jauh akan kerepotan membawa hewan dari tempatnya, memeliharanya selama dalam perjalanan agar tidak bercacat hingga tiba di Bait Allah. Jika hewan itu sampai bercacat, apalagi mati, saat tiba di sana, berarti mereka harus pergi lagi entah ke mana untuk mencari hewan yang baru. Jadi, sebetulnya perdagangan hewan, juga penukaran uang, itu bermanfaat bagi mereka yang datang untuk beribadah.
Sayang sekali, perbuatan yang sebetulnya bisa menjadi perbuatan penuh kasih yang menolong sesama dalam beribadah kepada Tuhan itu justru dilakukan dengan motivasi sebaliknya. Para pedagang memandang mereka yang datang beribadah bukan sebagai `saudara untuk mereka tolong`, melainkan sebagai `mangsa untuk mereka gorok lehernya`, misalnya dengan mengambil keuntungan sebesar-besarnya, dsb. Bisa jadi, karena berfokus pada laba sebesar-besarnya ini, mereka pun tidak peduli apakah cara, waktu, dan tempat mereka melakukan transaksi itu mengganggu kekhidmatan ibadah kepada Tuhan atau tidak.
Singkat kata, mereka tidak bertindak sebagai saudara, tetapi sebagai penyamun. Dengan begitu, mereka tidak bertindak sebagai sesama anak Allah yang menghormati dan beribadah kepada Allah, tetapi menghambat doa dan ibadah kepada-Nya. (Sr. M. Anita, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.