Kebutaan Mata Hati
Kamis 12 Mar 2020Hari Biasa Pekan II Prapaskah `Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan` (Luk 16:19) Yer 17:5-10; Mzm 1:1-4.6; Luk 16:19-31 ---o---
Tentang kakaknya yang menjadi buta di usia tuanya, seorang ibu mengatakan, `Matanya memang buta, tetapi hatinya terang benderang.` Saya sendiri pernah membantu mengajar seorang mahasiswa tuna netra dengan cara membacakan buku tertentu dan dia mencatat dengan tulisan Braille. Ketika saya datang untuk pertama kali, saya memperkenalkan diri. Selang beberapa minggu kemudian baru saya datang lagi. Ternyata ia masih mengenal siapa saya. Luar biasa! Seringkali orang tuna netra mempunyai kepekaan dan kepedulian yang mengagumkan.
Si Kaya dalam Injil sehat matanya, tetapi mata hatinya buta. Ia `tidak melihat,` tidak peduli terhadap Lazarus yang ada di depan matanya setiap hari. Mengapa? Dia terpusat pada egoisme, hawa nafsu, dan kesenangannya sendiri. Ia men-`tuhan`-kan dirinya sendiri. Setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dia hanya memikirkan hal-hal duniawi yang fana. Tidak ada tempat baginya untuk hal-hal abadi. Padahal, hidup di dunia ini hanya sementara. Kebahagiaan orang demikian adalah kebahagiaan semu. Sesungguhnya hatinya gelap dan kosong.
Kebahagiaan sejati ditemukan dalam diri orang yang menjadikan Yesus sebagai pusat hidupnya serta melihat Yesus hadir dalam diri sesama sehingga di akhir hidupnya dia bersatu dengan Yesus dalam kebahagiaan abadi. (Sr. M. Stefani, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.