Nilai Sebuah Ketaatan

Senin 16 Mar 2020

Hari Biasa Pekan III Prapaskah

`Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan Abdi Allah. Lalu pulihlah tubuhnya` (2 Raj 5:14)

2Raj 5:1-15; Mzm 42:2-3; 43:3-4; Luk 4:24-30
---o---

Naaman, yang sedang menderita sakit kusta, adalah seorang panglima utama dan terhormat dalam Kerajaan Aram yang. Pada zaman itu belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit kusta. Dengan gigih Naaman mempertahankan hidup sembari berharap adanya pertolongan. Tanpa diduga, ternyata salah satu pelayannya, seorang Yahudi, memberikan informasi tentang nabi Elisa, yang mampu menyembuhkan penyakitnya. Dengan penuh harapan akan sembuh Naaman bergegas ke Samaria. Setibanya di rumah Elisa, dia menjadi kesal hati karena bukan kesembuhan yang didapatnya, melainkan penghinaan. Naaman merasa direndahkan. Dia adalah orang terhormat namun disuruh mandi di sungai Yordan. Akan tetapi Naaman masih mau mendengarkan bujukan dan nasehat dari pengawalnya untuk menaati perintah nabi Elisa sehingga ia menjadi sembuh.

Ketaatan tidak dapat dipisahkan dari iman. `Obedience without faith is possible, but not faith without obedience.` Seringkali nilai sebuah ketaatan diuji melalui masa-masa sulit dan penderitaan. Kita mau belajar taat dari Yesus sendiri. Ketaatan Yesus dibuktikan sampai mati, `Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati` (Flp 2:8).

(Sr. M. Sesilia L., P.Karm)

Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
     


Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya. Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.

---