Kebebasan Dalam Ketergantungan
Rabu 20 Mei 2020Hari Biasa Pekan VI Paskah Di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada [...] Sebab kita ini dari keturunan Allah juga (Kis 17:28) Kis 17:15.22-18:1; Mzm 148:1-2.11-14; Yoh 16:12-15 ---o---
Mari kita refleksikan: Kita ini sungguh-sungguh keturunan Allah. Kita diciptakan serupa dengan citra Allah dan di dalam Dialah kita hidup, kita bergerak dan kita ada, dan dalam segala hal kita bergantung kepada-Nya.
Sebagai manusia modern, kita dijejali dengan berbagai ide dan konsep mengenai kebebasan. Maka gagasan bahwa kita bergantung kepada Allah sepertinya berlawanan dengan kebebasan yang kita inginkan sebagai manusia. Ironisnya, justru di dalam rencana Allah, ketergantungan kita pada Allah inilah yang memberikan kita kebebasan kita yang sejati sebagai manusia. Jika demikian apapun yang kita kejar di luar Allah atau di luar rencana-Nya yang sempurna bagi hidup kita, tidak hanya semakin membatasi kebebasan kita, tetapi juga menyebabkan kegelisahan dan kebimbangan mengenai arti hidup kita yang sesungguhnya. Bila kita hidup, bergerak dan ada di dalam Dia, berarti di luar Allah tidak ada kehidupan yang sejati.
Maka, dalam hidup sehari-hari kita perlu menyadari apa sebenarnya arti dan tujuan hidup kita. Kita hidup di dalam Allah dan Allah hidup di dalam kita. Di luar Allah kita justru terbelenggu oleh dosa, kejahatan dan hawa nafsu yang semakin lama semakin mengaburkan arti hidup kita. St. Agustinus menyerukan kebenaran ini, `Engkau menciptakan kami untuk-Mu, ya Tuhan, dan gelisahlah hati kami sebelum beristirahat dalam Dikau.` (Sr. M. Amadea, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.