Menjerit Kepada Allah
Rabu 10 Jun 2020Jawablah aku, ya Tuhan, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya Tuhan, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali (1Raj 18:37) 1 Raj 18:20-39; Mzm 16:1-2.4-5.8.11; Mat 5:17-19 ---o---
Bacaan pertama hari ini mengisahkan Nabi Elia seorang diri melawan 450 orang nabi Baal. Baal ialah dewa kesuburan yang disembah oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah di Kanaan dan Fenisia kuno. Bangsa Israel jatuh dalam penyembahan kepada Baal dan menduakan Allah. Nabi Elia muncul untuk memusnahkan penyembahan berhala tersebut dan membawa bangsa Israel kembali kepada Allah. Dalam perjuangannya, Elia tetap bersandar dan percaya kepada kemahakuasaan Allah, bahwa Allah akan menjawab doanya dan menunjukkan kuasa-Nya.
Realitas kehidupan kita tidak selalu indah. Terkadang kita dihadapkan dengan keadaan yang sulit dan menyakitkan sehingga sulit untuk percaya kepada Tuhan. Akhirnya kita marah, memberontak, kecewa, dan memaksa Allah untuk memberikan tanda, barulah kita mau percaya. Bahkan tidak jarang orang kehilangan imannya dan meninggalkan Allah.
Di tengah kesulitan, kita patut meneladani Elia yang tetap bersandar dan menjerit minta tolong kepada Allah dalam segala situasi. Doa Elia adalah, `Jawablah-aku ya Tuhan, jawablah aku...` (1Raj 18:37), dan Allah mendengarkannya. Demikian juga ketika Anda mengalami masalah, menjeritlah kepada Allah. Ketika kita berseru kepada Allah, Dia mendengarkan doa kita dan menolong kita tepat pada waktunya. (Sr. M. Alexandra, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.