Terbuka dan Percaya

Jumat 31 Jul 2020

Pw St. Ignasius dari Loyola, Imam

Karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ (Mat 13:58)

Yer 26:1-9; Mzm 69:5.8-10.14; Mat 13:54-58
---o---

Bagi Yesus mengadakan mujizat adalah hal yang mudah, hanya saja kita sering meragukan kuasaNya dan berjalan dengan pemikiran kita sendiri. Inilah yang terjadi pada orang-orang sekampung Yesus di Nazaret. Karena mereka merasa tahu siapa Yesus yang sudah hidup bersama mereka sejak lama, serta memiliki penilaian orang macam apakah Yesus itu menurut pemikiran mereka, maka mereka tidak mau dan tidak mampu menerima kenyataan bahwa Ia memiliki hikmat dan kuasa untuk mengadakan mujizat.

Allah terus mengerjakan karya-karya yang luar biasa dan ajaib. Akan tetapi supaya karya Allah dan mujizatNya terjadi dalam hidup kita, dibutuhkan keterbukaan dan kepercayaan kita terhadap Allah. Bila kita tidak mau terbuka melainkan terus berpegang pada gagasan atau prinsip yang mungkin sudah mendarah-daging, akan sangat sulit bagi kita untuk melihat dan mengerti karya Allah, karena jalan dan rancangan Allah sangat berbeda dari rancangan manusia (bdk. Yes 55:8-9). Dengan kata lain, kita harus mau membiarkan diri kita dibentuk oleh Allah, serta menyelaraskan cara pikir kita dengan Allah.

St. Ignasius dari Loyola menyatakan kepercayaan dan kerinduannya untuk menyelaraskan diri dengan Allah melalui doanya, `Ambillah, ya Tuhan, kemerdekaanku, kehendakku, akal budiku dan ingatanku. Pakailah semuanya itu seturut kehendak-Mu. Berilah aku kasih dan rahmat-Mu, dan itu sudah cukup bagiku.`

(Sr. M. Amadea, P.Karm)

Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
     


Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya. Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.

---