Tidak Terceraikan
Jumat 14 Agust 2020Pw St. Maksimilianus Maria Kolbe `Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia` (Mat 19:6) Yeh 16:1-15.60.63 atau Yeh 16:59-63; MT Yes 12:2-6; Mat 19:3-12 ---o---
Dewasa ini gagasan tentang kesetiaan dalam perkawinan nampaknya absurd, hampir mustahil dicapai dalam hidup berkeluarga. Banyak keluarga yang berantakan karena salah satu atau kedua belah pihak tidak lagi setia pada janji perkawinan mereka. Perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga, serta masalah ekonomi dan komunikasi menjadi alasan terbesar bagi kehancuran rumah tangga, sehingga pada akhirnya mereka memilih untuk berpisah. Akibatnya, anak-anaklah yang menjadi dari korban dari keputusan untuk bercerai ini. Keluarga Kristiani pun tidak luput dari ancaman ini. Perkawinan tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang sakral di hadapan Tuhan.
Ajaran Yesus mengenai perkawinan dan perceraian dalam Injil hari ini sebenarnya mengutip ajaran Perjanjian Lama (bdk. Kej 1:27; Kej 2:24). Maka sebenarnya hal perkawinan ini ada dalam rencana Allah sejak awal mula, bahwa perkawinan bersifat tidak terceraikan dan tidak ada instansi manusiawi apapun yang dapat mengakhiri persatuan kudus ini.
Keluarga, rumah tangga dan perkawinan harus diperjuangkan oleh semua pihak di dalamnya. Kasih sejati yang dipupuk dari doa dan kebersamaan dalam keluarga merupakan tali pengikat kesetiaan. St. Yohanes Paulus II mengatakan, `Pemandangan paling indah di dunia ini adalah melihat keluarga yang berdoa.` (Fr. Mikael, CSE) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.