Jalan Salib atau Jalan Nikmat?
Minggu 30 Agust 2020Hari Minggu Biasa XXII `Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia` (Mat 16:23) Yer 20:7-9; Mzm 63:2-6.8-9; Rm 12:1-2 Mat 16:21-27 ---o---
Kedatangan Mesias sudah dinubuatkan oleh para nabi. Akan tetapi konsep pemahaman orangorang Yahudi adalah Mesias yang menjadi pembebas mereka secara duniawi. Oleh karena itu, mereka menolak Yesus dan tidak berharap kepada-Nya sebab Yesus sendiri mengatakan bahwa Dia akan menderita bahkan mati disalib.
Pemahaman para murid-Nya pun sama, seperti diwakili oleh Petrus yang protes dengan pernyataan Yesus bahwa Ia akan menderita, dibunuh, dan dibangkitkan. Petrus belum mengerti apa misi Mesias sejati. Yesus menegurnya dengan keras, `Enyahlah Iblis!` Sebab tujuan Iblis adalah menggagalkan rencana keselamatan Yesus.
Sebagaimana Yesus harus menderita dan disalibkan, maka setiap orang yang mau mengikut Dia harus juga berani mengambil jalan salib. Yesus menyadarkan bahwa menjadi pengikut-Nya tidaklah mudah, karena ia harus siap mempersembahkan hidup secara total, bukan hanya setengah-setengah. Salib seorang Kristen adalah rela menyingkirkan segala keinginan egois dan berdosa, rela mengalami berbagai kesulitan, pergumulan, tantangan, dan ancaman karena mengikut Yesus. Tetapi jalan salib adalah jalan menuju kebangkitan dan kehidupan kekal. Karena itu, bila orang berfokus pada kenikmatan dunia, ia akan kehilangan hidup kekal. (Rm. Valentinus Maria, CSE) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.