Mental dan Hati Seorang Anak

Minggu 20 Sep 2020

Hari Minggu Biasa XXV

`Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu` (Mat 20:10-11)

Yes 55:6-9; Mzm 145:2-3.8-9.17-18; Flp 1:20-24.27; Mat 20:1-16
---o---

Jika kita menjadi pekerja di suatu perkebunan dan menjadi seperti pekerja dalam Injil yang datang sejak pagi, tetapi menerima upah yang sama dengan pekerja yang baru bekerja sore hari, sangat mungkin kita juga bersungut-sungut. Akan tetapi, bagaimana jika perkebunan itu adalah perkebunan milik kita atau keluarga kita?

Pekerja yang bekerja sejak pagi itu bersungut-sungut karena fokus mereka hanyalah upah, yaitu apa yang mereka terima. Mereka tidak memiliki rasa ikut memiliki, rasa tanggung jawab, dan cinta akan kebun anggur itu. Mereka tidak memikirkan kebaikan kebun anggur itu sendiri.

Dengan kata lain, mereka mempunyai mental pekerja, bukan mental anak. Jika mereka mempunyai mental dan hati seorang anak, mereka akan mencintai kebun anggur itu serta memikirkan, menginginkan, dan mengusahakan kebaikan kebun anggur itu. Sangat bisa jadi, mereka akan bersyukur, `Oh, untunglah saya sudah datang dari pagi, jadi semak-semak di situ sudah sempat saya bersihkan.`

Gereja adalah kebun anggur Tuhan, Allah dan Bapa kita. Apakah kita memiliki mental seorang anak yang mengusahakan kebaikan Gereja, atau hanya berfokus pada apa yang bisa saya peroleh dari Gereja?

(Sr. M. Andrea, P.Karm)

Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
     


Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya. Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.

---