Setia Dalam Pencobaan
Senin 28 Sep 2020Pfak St. Wenseslaus, Martir
Pfak St. Laurensius Ruiz, dkk Martir Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut (Ayb 1:22) Ayb 1:6-22; Mzm 17:1-3.6-7; Luk 9:46-50 ---o---
Tuhan membiarkan Ayub dicobai. Ia kehilangan harta kekayaan bahkan kehilangan anak-anak yang dicintainya. Ia harus membuktikan apakah ia setia kepada Tuhan hanya karena ia menerima banyak kelimpahan dalam hidup atau karena ia setia dalam segalanya?
Setia ketika hidup kita penuh dengan kelimpahan sangat mudah dilakukan, namun ketika badai pencobaan datang banyak orang yang pergi meninggalkan Tuhan. Kepercayaan dan kepasrahan total kepada Tuhan adalah suatu sikap hidup yang sangat penting di zaman modern ini. Dengan memiliki kepercayaan dan kepasrahan membuat kita semakin menyadari bahwa kita adalah manusia yang lemah dan rapuh, sehingga kita tidak lagi bersandar kepada kekuatan diri sendiri, melainkan kepada Allah Yang Mahakuasa. Kita memercayai penyelenggaraan-Nya dalam hidup sehari-hari.
Di atas salib Yesus mengungkapkan kepasrahan-Nya yang total kepada Allah Bapa. Kepasrahan membawa kita untuk percaya dan menyerahkan diri secara total kepada Allah. Masa lampau, sekarang dan masa yang akan datang kita serahkan kepada Allah. Mari kita mohonkan iman yang hidup, agar kita dimampukan untuk menyerahkan seluruh hidup kita kepada Allah, terutama agar kita tetap setia di saat yang sulit dalam hidup kita. (Sr. M. Jocellyn, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.