Iman: Menanggapi Sapaan Allah

Senin 19 Okt 2020

Pfak St. Yohanes de Brebeuf dan Isaac Jogues, Imam dkk Martir dari Kanada
Pfak St. Paulus dari Salib, Imam

Sebab oleh karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah (Ef 2:8)

Ef 2:1-10; Mzm 100:2-5; Luk 12:13-21
---o---

Allah begitu mencintai kita dengan kasih Ilahi, agape, yang mungkin tidak akan pernah bisa kita pahami karena keterbatasan kita sebagai manusia. Karena kasih-Nya, Ia menghendaki kebahagiaan dan keselamatan kita. Ia yang terlebih dahulu mengambil inisiatif dalam hal ini dengan menyapa kita melalui orang-orang di sekitar kita, alam ciptaan-Nya dan melalui sabda-Nya. Inilah awal mula terjadinya iman. Karena Allah yang memulainya, maka iman adalah sebuah karunia dari Tuhan. Ketika kita manusia menanggapi sapaan Tuhan dengan mentaati-Nya dan menjalankan perintah-Nya meskipun sabda dan perintah-Nya itu tidak kita mengerti, kita mulai melangkah kepada Tuhan dalam iman. Di dalam iman kita percaya bahwa Tuhan bertindak seturut sabda-Nya. Ia setia kepada janji-Nya.

Demikian pula kita percaya bahwa keselamatan kita dan jaminan kebahagiaan abadi kita di surga kelak pertama-tama merupakan karunia Allah, bukan karena usaha kita, karena Allah-lah yang pertama-tama menghendaki keselamatan kita, serta berinisiatif dan bertindak dalam karya keselamatan kita dengan menyapa kita dan menyatakan kasih-Nya pada kita. Bagaimana kita menanggapi sapaan Allah ini? Tanggapan ini memerlukan suatu keputusan`ya, iman adalah suatu keputusan, bukan sekedar pengertian atau perasaan. Maukah kita beriman kepada-Nya?

(Sr. M. Amadea, P.Karm)

Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
     


Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya. Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.

---