Pujian Kepada Allah
Kamis 12 Nop 2020Pw St. Yosafat, Uskup Martir TUHAN itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun-temurun! Haleluya (Mzm 146:10) Flm 7-20; Mzm 146:7-10; Luk 17:20-25 ---o---
Ketika saya membaca dan merenungkan Mazmur 146:1-10 ini, saya tersentuh karena tidak ada sepatah kata pun tentang permohonan atau permintaan untuk kepentingan pribadi. Semuanya tertuju kepada Allah, satu-satunya yang layak dipuji.
Mengapa memuliakan Tuhan? Tuhan adalah alasan utama bagi pemazmur untuk memuji-Nya dan juga karena usia manusia itu terbatas.
Saya memuji Tuhan, karena saya memiliki `relasi` dengan-Nya. Apakah Anda pernah memerhatikan seorang ibu dan anaknya? Berapa kali ia memuji anaknya dalam sehari? Mengapa ia dapat melakukannya dengan penuh kasih dan tulus hati? Karena Ibu dan anak itu memiliki relasi. Demikian juga seharusnya relasi kita dengan Tuhan yang telah menganugerahkan keselamatan dan kehidupan kepada kita. Bagaimana relasi Anda dengan Tuhan?
Pemazmur mengingatkan saya juga bahwa Tuhan sebagai yang utama dalam hidup, bukan manusia atau benda. Usia manusia itu terbatas dan akhinya akan menjadi debu. Pertolongan yang terus menerus tidak mungkin diharapkan dari manusia.atau benda. Hanya Tuhan! Mata-Nya tidak pernah berpaling dari kita selama 24 jam, `engkau berharga di mata-Ku dan mulia, aku mengasihimu` (Yes 43:4). (Sr. M. Sesilia L., P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.