SALIB DAN PENYANGKALAN DIRI
Rabu 03 Nop 2021Pfak St. Martinus de Porres, Biarawan `Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku` (Luk 14:27) Rm 13:8-10; Mzm 112:1-2.4-5.9; Luk 14:25-33 ---o---
Ketika Yesus mengucapkan Iperkataan ini, Ia sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem. Ia menyadari bahwa Ia sedang berjalan menuju salib.
Setiap orang Kristen harus siap dan setia memikul salib. Apakah yang dimaksud dengan memikul salib itu? Memikul salib berarti bersedia untuk menyangkal diri sendiri. Tentunya tidak mudah, karena kehendak dan keinginan kita biasanya berlawanan dengan kehendak Tuhan. Bukankah kehendak kita lebih cenderung menyenangkan kedagingan kita?
Yesus berkata `Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut aku` (bdk Mat 16:24). Menyangkal diri artinya mengatakan `tidak` dan berusaha melawan keinginan, nafsu, dorongan kedagingan dan memberikan diri kita untuk taat kepada firman Allah.
Memikul salib berarti rela menderita karena kebenaran. Kita mau menanggung kesulitan, tantangan dan pencobaan dalam iman, harapan dan kasih kepada-Nya. Percayalah Ia ada bersama kita dan membantu memikul salib kehidupan kita.
Yesus, berikanlah kami rahmat agar kami tetap setia memikul salib kami dalam segala situasi.. (Sr. M. Jocellyn, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.