KERENDAHAN HATI SEORANG PEWARTA
Minggu 06 Feb 2022Hari Minggu Biasa V Ini aku, utuslah aku! (Yes 6:8b) Yes 6:1-8; Mzm 138:1-5.7-8
1Kor 15:1-11 atau 1Kor 15:3-8.11; Luk 5:1-11 ---o---
Hari ini kita mendengar kisah panggilan Yesaya, Petrus (mewakili Yakobus dan Yohanes). Yesaya menjadi nabi Allah, sedangkan Petrus menjadi Rasul Yesus. Mereka tidak menolak panggilan untuk menjadi pewarta Sabda Allah. Mereka menerima dengan kerendahan hati. Tugas mereka tidak mudah. Yesaya ditolak oleh orang sebangsanya. Petrus juga, bahkan disalibkan dengan kepala di bawah. Namun, selama hudup mereka setia mewartakan Sabda Allah.
Kita dapat bertanya, apa penyebab mereka setia? Satu hal yaitu, kerendahan hati. Mereka merasa diri tidak mampu, merasa diri tidak pantas. Tetapi karena Allah yang memanggil, mereka bersedia, sebab percaya Allah senantiasa menyertai dan menolong mereka.
Kita yang sudah dibaptis memiliki tugas sebagai pewarta Allah. Dalam menjalankan misi ini mungkin kita takut ditolak, dikucilkan, bahkan dianiaya. Karena itu kita harus memiliki sikap kerendahan hati. Mengapa? Sebab, apabila pewartaan berhasil, kita sadar ini karena rahmat Tuhan. Apabila gagal, kita percaya Tuhan senantiasa menolong. Akhirnya kita terhindar dari sikap sombong dan rasa putus asa yang berlebih. Milikilah kerendahan hati sebagai seorang pewarta. (Rm. Henri Lausia, CSE) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.