ANAK-ANAK ALLAH

Kamis 10 Feb 2022

Pw St. Skolastika, Perawan

Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing (Mrk 7:27)

1Raj 11:4-13; Mzm 106:3-4.35-37.40; Mrk 7:24-30
---o---

Siapakah diri kita di hadapan Allah? Kita ini ha-nyalah debu dan abu di hadapan-Nya. Oleh karena rahmat Pembaptisan kita diangkat menjadi anak-anak Allah, yang mendapatkan hak atas rahmat Allah sebagai putra-putri-Nya. Namun, dipertanyakan, apakah Allah dapat menemukan kedalaman iman pada diri anak-anak-Nya? Atau justru orang lain yang tidak menyandang status sebagai umat-Nya lebih menunjukkan kepercayaan kepada-Nya?

Kita adalah anak-anak Allah, namun kita hanya mengambil remahremah rahmat Allah yang jatuh dari meja kasih-Nya. Sedangkan orang lain seperti seorang perempuan Siro Fenisia, karena imannya, pasti bukan remah-remah yang diperolehnya. Walaupun mereka sebenarnya hanya mengharapkan remah-remah dari kemurahan Allah. Mengapa kita tidak mendapatkan rahmat dan berkat secara penuh sebagai anakanak Allah? Mari kita lihat diri kita sendiri, bagaimana penghayatan iman kita kepada Allah selama ini?

(Fr. Dionysius, CSE)

Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
     


Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya. Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.

---